Humas MAN 1 Model |26 April 2021
Bengkulu (MAN 1 Model Bengkulu) – Ketika siswa sekolah lain biasanya melakukan euforia usai selesai UAM dan US dengan mencoret-coret baju, namun hal berbeda dilakukan oleh Siswa kelas XII MAN 1 Bengkulu. Mereka tak terpengaruh dengan euforia seperti itu. Siswa kelas XII MAN 1 Model Bengkulu lebih memilih menyumbangkan baju seragam mereka kepada adik-adik kelasnya.
Setelah pelaksanaan Ujian Akhir Madrasah (UAM) dan Ujian Sekolah (US) tersebut berlalu, para siswa kelas XII beramai-ramai menyerahkan baju seragamnya kepada panitia dalam hal ini di pimpin oleh pengurus OSIM MAN 1 Model Kota Bengkulu. Aksi tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian mereka, khususnya terhadap adik-adik kelas mereka yang kurang mampu, sekaligus bertujuan untuk mengingatkan kepada siswa lainnya agar tidak melakukan aksi corat-coret. Kegiatan ini dilakukan atas dasar kesadaran dan kepedulian sesama siswa di MAN 1 Model Kota Bengkulu. Kegiatan pengumpulan seragam tersebut dilaksanakan di Masjid Nurul Ilmi MAN 1 Model Bengkulu, Senin (26/4/2021).
Sikap tersebut tentunya perlu diapresiasi, mengingat masih banyak para pelajar lainnya yang merayakan kelulusannya dengan mencorat-coret bajunya. Setelah terkumpul cukup banyak, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Maranaek Siregar, M.PdI bersama pengurus OSIM MAN 1 Model Bengkulu akan menyerahkan seragam tersebut kepada siswa kelas X dan XI yang dianggap kurang mampu.
Salah satu siswa kelas XII menyampaikan kegiatan tersebut merupakan bentuk solidaritas kami siswa MAN 1 Model Bengkulu terhadap adik-adik kelas mereka yang kurang mampu membeli seragam sekolah. “akan lebih baik baju ini kami sumbangkan ketimbang kami coret-coret,” katanya.
Terpisah ditemui diruangannya, Kepala MAN 1 Model Bengkulu Faisal Aziz, M.Ag yang didampingi oleh waka bidang Humas H. Julisman, M. Pd. I, mengapresiasi siswanya yang melakukan hal positif setelah ujian usai, sebagai bentuk solidaritas antar siswa. “Selain membantu orang yang membutuhkan, pengumpulan seragam ini juga untuk menghindarkan para siswa melakukan aksi corat-coret seusai ujian akhir. Selain mubazir, aksi itu juga kerap menimbulkan hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya. (TimHumasMANModelBengkulu)